Monday, February 12, 2007

Karma

Kau akan menangis untukku

Saat aku menoleh dan menebarkan satu senyuman

Dan saat itu mereka akan datang…

Lalu mengatakan “Sudah waktunya pulang”

Kau akan menangis karenaku

Saat kaki terdengar berat melangkah

Dan diri tak jua sudi berpisah

Wajah basahnya kini menengadah

Dan suara kecil berdesah,

“Kau telah berhasil membuat hatiku terpecah dan terbelah”

Kau akan menangis didepanku

Memungut satu demi satu serpihan duka yang berserakan

Sambil bersenandung lagu kematian yang terdengar sangat jauh serupa lirihan…

“Dan nafasnya tertahan…

Kau meninggalkanku dalam kegelapan

Bersama segumpal daging, darah yang membeku dan tulang belulang

Kau menghilang…

Setan membawamu terbang

Meninggalkanku sendirian, wahai wanita jalang!

Oh, kematian…

Senang rasanya bila saat itu datang”

Kau akan menangis mengenangku

Mandi dalam kubangan darah yang menghitam

Menghirup udara yang tak sama denganku

Dan terus memimpikan malaikat kematian di kala malam

Dengan sayap-sayap patahnya yang kaku

Terdiam dan mendengarmu berseru,

“Kembalikan wanita itu padaku, malaikat jahannam!

Tak perlu kukatakan bahwa dia milikku!”

Kau akan menangis memanggilku

Tak terasa sudut matamu berkerut

Senada lapisan kulit pipimu yang mengeriput

Dan berat tubuhmu yang kian menyusut

Kau menjadi tua dalam nestapa

Pedih tak terperi… Luka tak terkata

Adalah saat dimana aku akan tertawa… Lepas dan bahagia

Kau akan selalu menangisiku

Bergumul dengan penyesalanmu

Sebagai akibat kau sudah menyia-nyiakanku bersama waktu

Selama sisa hidupmu, ternyata…

Kau telah bercumbu dengan Sang Karma.

[Kelapa Gading, 20.01.07

Berbincang hangat dengan hujan yang dingin, sore itu di beranda atas rumah…]

- g -

No comments: