Tuesday, March 25, 2014

[Thought] Banning NOAH movie? I agree.

Mau ngulas sedikit tentang film yang lagi heboh dibicarain di socmed nih karena beberapa waktu lalu, Lembaga Sensor Film melarang peredaran film ini di bioskop-bioskop di Indonesia, menyusul tindakan beberapa negara lain yang sudah lebih dulu nge-ban film ini di negara mereka. Insting kepo jalan, gue pun Googling sinopsis film ini,


Yeaps! NOAH :)

Langsung aja. Gue pribadi sih setuju yaa film ini better ngga ditayangin di Indonesia. Pun kalau tetap mau ditayangin, ada baiknya dikasih disclaimer bahwa ceritanya diangkat dari kitab suci agama tertentu (yang jelas bukan Islam, karena Islam tidak pernah menghina para Nabi sendiri dengan men-visualisasikan wajah dan atau perilaku Nabi-Nabi kami sendiri. We have our own way to respect and love our Prophets) dan ada batasan umur yang dibolehkan menonton film ini.

Yang gue heran, sekitar 16 tahun yang lalu (sekitar 1998 kalau ngga salah), gue masih kelas 2 SMP. Gue bisa dengan bebasnya nonton film "Prince of Egypt" di bioskop 21 sama temen-temen gue dan ended up keluar bioskop dengan terheran-heran karena gambaran Nabi Musa yang ada di kepala gue - hasil pembelajaran gue dari buku agama sendiri tentunya - jauh berbeda dengan yang digambarkan di film itu. Sampe-sampe dirumah gw tanya lagi ke ortu, walhasil ortu harus nerangin panjang lebar tentang perbedaan sejarah kenabian antara Islam dengan agama lain, walaupun kami punya Nabi-Nabi yang sama.

Iman sempet goyah setelah nonton Prince of Egypt? Hmm, gue agak lupa. Agak lupa apa gue udah beriman waktu itu, hahaha... Yang jelas sih gue jadi bertanya-tanya, versi mana yang lebih mendekati fakta. Versi kitab suci gue, apa versi film. Tapi sejurus kemudian gw keplak kepala sendiri, "Plis lah Wed... Masa iya loe menangin cerita film yang jelas-jelas money-oriented ketimbang kitab suci loe sendiri?"

But that's the point I wanna say. Orang-orang bisa dengan gampangnya bilang, "Itu cuma film, norak amat sih pake di banned segala!". Coba kalian ada di posisi saya 16 tahun yang lalu, tapi tidak berpikiran seperti saya - yang menganggap kitab suci agama sendiri masih lebih valid daripada cerita buatan, apalagi buatan dari kitab suci yang bukan agama sendiri - dan terpukau dengan "kekerenan" film itu sampe-sampe merasuk ke otak kalian. Bahaya ngga?

Jelas. Terutama buat muda-mudi yang fondasi agamanya belum steady. Memercayai sejarah penting seorang Nabi dari sebuah produksi film yang jelas-jelas profit-oriented demi bertahan di industri, emang bisa? Bisa banget! Sorry nyebut merk, wong Dee Lestari aja sampe pindah agama setelah nulis Supernova, kemungkinan besar pembacanya juga bisa melakukan hal yang sama setelah baca novel doi. Apa yang ngga mungkin coba? Apalagi kalo kita nge-fans banget sama suatu karya tertentu yang kita elu-elukan melebihi rasa cinta kita sama pencipta kita sendiri. Nope! Ini ngga berlebihan sih IMHO. So basically yeah, I agree with LSF. Justru yang gue bingungkan, kemana LSF waktu Prince of Egypt wara-wiri dengan bebasnya di bioskop-bioskop tanah air tahun 1998 itu? Ditambah kemasan soundtrack-nya yang ciamik banget dari Mariah Carey & Whitney Houston, makin-makinlah remaja-remaja kala itu tertarik banget buat nonton PoE dan keluar dengan decak kagum - bahkan meyakini jalan cerita di film itu nyata adanya - walaupun bukan diangkat dari apa yang diceritakan dalam kitab suci mereka.

Miris :(


Jangan keburu emosi menghujat LSF. Baca, tela'ah dulu kenapa sampai (bukan cuma) Indonesia melarang penayangan film ini. Ini bukan sekedar masalah, "Negara Indonesia kapan majunya kalo gini?", No! Liat sisi psikologisnya, efek yang ditimbulkannya nanti dan kemungkinan-kemungkinan tidak baik lain. Ya itu tadi menurut gue, kalaupun masih ngotot untuk ditayangin, kasih disclaimer dan age restriction itu mungkin lebih baik. Just my little thought. Gue sendiri berencana untuk nonton film ini sih, kepo! Hehehe... But now, I'm ready with all "the lies" that I will find in the movie... Much readier than 16 years ago, hehe...

G.

No comments: