Mengintip gundah di balik tirai abu-abu
Selepas perkataanmu yang memilukan, menyayat asa dan membiarkannya terbang tanpa panduan
Yang penting kehadiranmu aman
Ditemani dalam selimut kebohongan dan segelas ketakutan berwarna perak mengawang
Namun aku telah melihatmu…
Bahkan tak menggubris teriakan para munafik yang berpura-pura kehilangan
Dilatari goresan angin sembilu dan cahaya jingga matahari
Memilukan…
Hanya inikah yang tersisa dari persahabatan?
Kau bahkan tega membiarkanku menangis bersama robot-robot berkepala manusia ini
Memalukan!!
Sekarang kita berada di alam berbeda, merenda kasih dengan Dewa Malam yang tak lagi sama
Namun aku telah melihatmu
Menyibak diri, membuka raga dan menawarkan jasa
Kau kupu-kupu malam penuh kenikmatan
Sang Approdite dengan rambut terurai sehalus sutra
Mengabulkan mimpi…Membuai lelaki
Kau berkata itulah sejatinya dirimu
Namun aku telah melihatmu…
Dengungan syukur menggema di tiap sudut dinding yang dingin
Kau bersalaman dengannya…
Menatap matanya dan menerima janji sucinya dengan tawa
Namun aku telah melihatmu…
Menggaungkan serentetan kalimat surga bertautan cahaya membahana
Kau berhasil menyentuh sisi paling rapuh dalam ke”ada”anku yang tak terjangkau mata
Sial…Dan aku pun percaya
Tiba-tiba si bodoh ini tersadarkan bahwa ia baru saja dijerumuskan ke dalam neraka
Yang terbalut dengan rapih dan hati-hati seperti segundukan piramid indah yang meruncing dan tajam
Atas nama cinta yang sebenarnya tak pernah ada
Namun aku telah melihatmu…
No comments:
Post a Comment