Disaat harus merangkul semua pundak...
Menadah tetes-tetes hujan...
Meresapi bau tanah yang tersiram, dan rerumputan yang bergoyang senang...
Maka sederetan gigi terpajang...
Mengatakan, "Kami senang...Hujan datang!"
Maka bergemuruh kilat dalam dada...
Yang berjingkat ria di sela nada hujan
Biar lusuh ini terbasuh...
Biar letih ini tersisih...
Hujan...
Hujan...
Kami bernyanyi riang
Tak peduli pada hidup yang membuat kami membusuk
Tak peduli pada perut yang berkukuruyuk
Kamu hanya ingin menari bersama hujan...
Bukan, bukan menari
Tapi menangis bersama hujan
Dan kaki kaki telanjang berjingkat
Kuncir-kuncir mungil menari riang...
Sederetan gigi terpajang...
Nyanyian Si gelandang cilik
[22.Dec.2006--08.00 pm--Hutan.Basah.Yang.Rindang.di.Universitas.Indonesia]-Goddess-
2 comments:
Aku baru baca posting-an kamu yang ini..
Mmm...respon kamu terhadap realitas sosial.. intresting..
:o ini postingan kan udah lama banget!
Hehehe, thanx dear friend.. ;)
Post a Comment